Dukung Horta, Pentolan FRETILIN Likisa Dipecat

ERMERA, STLNEWS.co – Koordinator Komisi Politik FRETILIN Kecamatan Bazartete dan Anggota Komisi Politik Partai FRETILIN, Distrik Likisa, Constantino Lobato dipecat hanya karena ia membawa sebagian keluarga Lobato memberi dukungan kepada kendidat Presiden Republik, Jose Ramos Horta yang bertarung dengan Ketua FRETILIN, Francisco Guterres Lu Olo pada pemilihan presiden 2022.

Constancio Lobato mengungkapkan hal itu dalam acara konsolidasi Partai CNRT pimpinan Xanana Gusmao di Fatubesi, Kecamatan Hatolia B, Distrik Ermera, Minggu (19/3/2023).

Di depan lider Kharismatik Xanana Gusmao, pentolan Partai FRETILIN Distrik Likisa ini menceritakan bahwa ia dipecat FRETILIN dari tiga jabatan yang dikantonginya yaitu dipecat dari Koordinator Komisi Politik FRETILIN Kecamatan Bazartete dan Anggota Komisi Politik  Partai FRETILIN, Distrik Likisa. Selain itu, ia dicopot dari jabatan Ketua Juridis Pemuda Partai FRETILIN nivel CCF (Commite Central FRETILIN) yang dipilih melalui Konferensi FRETILIN.

Menurut dia, di era kemerdekaan, keluarga Nicolau Lobato tidak ada nilainya lagi di tubuh Partai Fretilin. Tetapi ia optimis bahwa generasi Lobato suatu saat akan bangkit untuk melanjutkan perjuangan pahlawan bangsa itu.  

“Jangan kira generasi Lobato sudah habis. Kami generasi penerus Lobato siap untuk melanjutkan karya-karya Nicolau Lobato. Saya sudah siapkan laporan sebanyak 18 halaman yang akan saya sampaikan dalam konsolidasi partai CNRT di Likisa. Saya akan serahkan atribut FRETILIN dan terima atribut CNRT dari Maun Boot Xanana Gusmao,” tuturnya.

Ia melontarkan kritikan pada pimpinan Partai FRETILIN, Francisco Guterres Lu Olo dan Mari Alkatiri. Keritikan itu terkait upaya kedua pemimpin partai itu untuk mengucilkan keluarga Nicolau Lobato dari struktur partai politik FRETILIN.

Constancio Lobato adalah generasi Nicolau Lobato dari ayah kakak beradik dari Nicolau Lobato. Ia mencatat bahwa keluarga Nicolau  Lobato sebanyak 80 orang yang mati dalam perang 1975.

Ia menganggap bahwa keluarga Lobato di era kemerdekaan tidak lagi dihargai. Pasalnya, ia sendiri sebagai generasi Nicolau Lobato yang masuk dalam struktur FRETILIN sudah dianggap sebagai pengkhianat.

“Saya dicap pengkhianat hanya karena saya bawah 200 militan Fretilin memberi dukungan kepada peraih hadiah Nobel Perdamaian, Jose Ramos Horta untuk menjadi Presiden Republik. Karena itu, saya langsung dipecat,” tuturnya.

Tak hanya dipecat, tetapi ia juga mendapat serangan fisik dari oknum-oknum FRETILIN. Akibatnya, Constancio Lobato dan Luis Lobato harus berurusan di pengadilan.

Partisipasi dan dedikasi Constancio Lobato di Partai FRETILIN selama 15 tahun sudah banyak belajar tentang politik. Ia mengikuti pertemuan nivel politik FRETILIN di Hola Rua dan Maubisi. Karena itu, jabatan yang dia kantongi bukan sekedar diberi, tetapi atas dedikasi dan pengorbanan untuk mempertahankan nama besar FRETILIN.

Karena itu, ia merasa sakit hati ketika lider partai FRETILIN menganggap dirinya pengkhianat partai FRETILIN.  

“Kami dari keluarga Nicolau Lobato sebanyak 80 orang mati dalam perang hanya karena ingin memperjuangan kebebasan dan mempertahankan kemerdekaan yang diproklamirkan pada 28 November 1975. Saya tidak terima kalau dikatakan pengkhianat. Karena dulu saya bekerja untuk FRETILIN dan loyal untuk FRETILIN. Hanya saja karena saya bawah CNRT ke desa, saya kena pukul,” ujarnya.   

Dia menegaskan bahwa meskipun sudah keluar dari FRETILIN dan bergabung dengan CNRT, tetapi ia tetap menghargai bendera FRETILIN yang identik dengan Nicolau Lobato.

“Saya tidak mau bicara bongkar FRETILIN. Kalau saya mau bongkar semuanya akan rusak. Tapi, saya tidak ingin itu karena umur saya masih muda. Saya sangat mencintai FRETILIN karena didirikan Nicolau Lobato. Saya hanya sakit hati dengan pernyataan lider FRETILIN yang menyebutkan bahwa saya pengkhianat. Ini era kebebasan, jangan lagi lemparkan kata-kata pengkhianat itu. Karena orang-orang yang tidak ingin Timor merdeka sudah di Indonesia. Jadi, saya minta lider Partai FRETILIN mengeluarkan kalimat pengkhianat untuk saya, jelas saya tidak terima,” tandasnya.

Menyikapi kritikan Constancio Lobato, lider kharismatik Xanana Gusmao mengatakan Nicolau Lobato menderita karena tidak menerima FRETILIN disebut partai komunis. Xanana menceritakan bahwa pada pertemuan di Laline 1977, Nicolau Lobato hidup sangat menderita.

Xanana menganggap pernyataan Constancio Lobato merupakan ungkapan rasa emosional tentang sejarah pahit FRETILIN. FRETILIN yang dulu dan sekarang tidak sama.

“Adik saya Constancio Pinto bicara tentang FRETILIN ini dengan sedikit emosi. Tapi itu ada benarnya untuk mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi saat di hutan. Untuk FRETILIN sendiri dan untuk kita semua harus belajar dari kesalahan,” tuturnya.

Xanana Gusmao mengatakan apa saja yang terjadi terhadap Nicolau Lobato, masih ada saksi hidup seperti Abel Ximenes bisa bicara kepada rakyat tentang apa yang dirasakan Nicolau Lobato dan kapan orang bilang FRETILIN komunis. Kalau mau tahu tanya Abel Ximenes salah satu saksi hidup yang ikut pertemuan Laline. Abel Ximenes tahu apa yang mereka lakukan untuk Nicolau Lobato,” ujarnya lagi.

(cri)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here