Paus Fransiskus Sampaikan PesanPerdamaian Kepada Rakyat TL

DILI, STLNEWS.co — Pemimpin umat katolik sedunia, Paus Fransiskus menyampaikan pesan perdamaian kepada masyarakat Timor Leste (TL) dan meminta agar semua orang mengambil keputusan yang lebih baik untuk kesuksesan dan membawa kedamaian untuk keluarga dan seluruh bangsa.

Bapa Suci menyampaikan pesan perdamaian kepada saudara/i terkasih di TL bahwa ia sudah bertemu dengan Uskup Timor-oan yang pandai-pandai.

“Mereka sudah sampaikan kepada saya tentang kehidupan umat di Timor yang giat  bekerja untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan kuat. Saya sampaikan salam untuk kalian semua. Ketika kalian mau mengambil suatu keputusan, ambillah keputusan yang lebih baik untuk kesuksesan dan membawa perdamaian untuk keluarga dan seluruh bangsa,” demikian pesan Paus Fransiskus yang dipublikasikan media Keuskupan Agung Metropolitan Dili, Sabtu (6/5/2023).

Paus Fransiskus meminta kepada Timor-oan untuk terus mempromosikan perdamaian, memelihara nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai kekeluargaan agar hidup dalam suasana kegembiraan karena kegembiraan itu merupakan berkat Tuhan dan Tuhan memberi berkat yang berlimpah kepada rakyat Timor untuk berjalan ke depan.

“Saya sampaikan salam untuk kalian dengan berkat saya dan saya minta kalian doakan saya. Saya sampaikan salam dan berkat dengan segenap hati agar kalian terus berjalan ke depan. Saya berkat kalian, atas nama bapa putra dan roh kudus amin.  Bunda Maria akan doakan  kalian semua,” kata Paus Fransiskus.

Kunjungi Ad Limina

Kunjungan Ad Limina diwarnai dengan perayaan ekaristi suci  dan hadir dalam perayaan ini adalah Uskup Agung Metropolitan Dili, Mgr. Virgilio Kardinal do Carmo da Silva, SDB, Uskup Maliana,  Mgr. Norberto do Amaral, Uskup terpilih Keuskupan Baukau, Pe. Leandro Maria Alves, Duta Besar Timor Leste Untuk Tahkta Suci Vatikan dan Rohaniwan, Biarawan-Biarawati dari Timor Leste yang ada di Roma.

Istilah “Ad limina” berasal dari Bahasa Latin yang mana bisa diartikan dengan makna “ambang-batas” (limitare) atau dalam konteks yang lebih modern bisa dimaknai sebagai sebuah kunjungan yang sifatnya terbatas.

Pada abad-abad awal, ada kebiasaan untuk mengunjungi makam Santo Petrus dan Santo Paulus. Dan ziarah ke makam dianggap sebagai ambang batas (limen) antara kehidupan duniawi dan akhirat.

Sejak abad-abad awal kunjungan ke Roma menjadi keinginan yang sangat dinginkan dan didambakan oleh umat beriman di seluruh dunia dan kebiasaan ini semakin berkembang pada Abad Pertengahan dengan adanya ziarah-ziarah, terutama untuk Tahun Yubelium dan Tahun-tahun Suci lainnya.

Dari sebuah kebutuhan subyektif ini, Paus Sixtus V melalui Konstitusi Romanus Pontifex (20 Desember 1585) menjadikannya sebagai sebuah kewajiban kanonik bagi  para uskup untuk berkunjung ke Roma. Sejak tahun 1587, para uskup diwajibkan untuk harus datang ke Roma setiap tiga tahun dalam rangka kunjungan ad limina Apostolorum.

Kunjungan “ad limina” memiliki kaitan arti dengan kisah “menghampiri ambang makam pintu kedua rasul agung Petrus dan Paulus yang menumpahkan darah kemartiran di kota abadi, Roma” (bdk.kan.400).

(mik)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here