DILI, STLNEWS.co – Pemerintah Republik Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung Timor Leste bergabung denganThe Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).
Komitmen pemerintah Indonesia itu disampaikan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Timor Leste, Okto Dorinus Manik, usai bertemu dengan Ketua Parlamen Nasional Timor Leste, Maria Fernanda Lay di Gedung Parlamen Nasional, Dili, Selasa (15/8/2023).
Dubes Indonesia, Okto Dorinus Manik, mengatakan pada pertemuan pertamanya dengan Ketua Parlamen Nasional, Maria Fernanda Lay, selain berbicara tentang kerjasama antara kedua parlamen nasional untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara, sekaligus menyampaikan ucapan selamat kepada Maria Fernanda Lay, wanita pertama Timor Leste yang menjabat Ketua Parlamen Nasional.
“Jadi, kerjasama bilateral tidak hanya terjadi di tingkat pemerintah, tetapi juga melibatkan kerja sama antara kedua parlemen nasional. Kami juga membahas rencana kerjasama dan dukungan Indonesia bagi Timor Leste menjadi anggota ASEAN,” tuturnya.
Diplomat Indonesia itu mengatakan proses untuk Timor Leste bergabung dengan ASEAN, membutuhkan keterlibatan pemerintah kedua negara serta dukungan dari Parlamen Timor Leste dan Indonesia.
Dikatakan, topik lain yang dibicarakan dalam pertemuan itu mencakup perbatasan darat antara Timor Leste dan Indonesia, serta zona ekonomi di sepanjang perbatasan. Meskipun dalam pertemuan ini pembicaraan bersifat umum, penting untuk memiliki komunikasi yang baik untuk memperkuat kerja sama bilateral.
Sementara itu, Ketua Parlamen Nasional, Maria Fernanda Lay menyampaikan apresiasi dan antusiasme karena pihaknya terus mendukung kerjasama bilateral antara Timor Leste dan Indonesia sebagai dua negara tetangga.
Selain beraudiensi dengan Dubes Indonesia, Okto Dorinus Manik, Ketua Parlamen Nasional, Maria Fernanda Lay beraudiensi juga dengan Ketua Komisi Pegawai Publik, Dr. Faustino Cardoso Gomes.
Dalam pertemuan tersebut, Faustino Gomes mengatakan bahwa bahasa Inggris menjadi tantangan besar bagi Timor Leste untuk menjadi anggota tetap ASEAN.
“Kita harus mempersiapkan sumber daya manusia. Jika kita merekrut dari luar, calon-calon tersebut harus memiliki keterampilan dan kemampuan teknis yang baik serta mampu berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris, karena saat ini kemampuan berbahasa Inggris merupakan tantangan besar dalam fungsi publik kita,” tuturnya.
Dia menambahkan bahwa saat ini Timor Leste sedang dalam proses persiapan untuk menjadi anggota penuh ASEAN, tetapi tantangan besar yang dihadapi adalah dalam hal sumber daya manusia. Oleh karena itu, untuk merekrut pegawai, mungkin perlu mencari calon-calon yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris.
“Komisi Fungsi Publik akan bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama (MNEK) untuk mengatur proses rekrutmen sehingga kita dapat menemukan individu yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris serta pengetahuan teknis dalam bidang-bidang terkait yang nantinya akan bekerja di lingkup ASEAN,” tambahnya.
(alb/gui)