PNTL Tangkap Lima Tersangka

DILI, STLNEWS.co – Pihak Kepolisian Nasional Timor-Leste (PNTL) berhasil menangkap lima (5) tersangka yang diduga terlibat dalam kasus konfrontasi di wilayah Manumeta Rai-hun, Aldeia Mate Moris, Suku Villa Verde, Postu Administrativu Vera Cruz, Distrik Dili.

Komandan PNTL Distrik Dili, Superintendente Xefe Polisia, Orlando Gomes mengutarakan hal itu kepada wartawan di Desa Vila-Verde, Dili, Senin (21/8/2023).

Dia menjelaskan bahwa dalam konfrontasi ini pihak PNTL berhasil menahan 5 orang tersangka dan sudah dilakukan proses identifikasi. Mereka ditahan di Markas PNTL, Kaikoli, Dili, selama 72 jam.

Menurut dia, konfrontasi ini terjadi pada Minggu (20/8/2023) di area Manumeta Rai-hun, Aldeia Mate Moris. Hal ini diawali provokasi antar perguruan silat dari organisasi PSHT dan organisasi Arte Ritual 77.

“Dari dugaan kasus ini, komunitas kita di area Manumeta Rai-hun diserang oleh anggota Grupu Arte Ritual 77, dan dari tempat lain datang untuk melakukan serangan dan melakukan kekerasan terhadap para pemuda di wilayah tersebut, yang kemudian berujung pada konfrontasi besar yang mengakibatkan seorang pemuda terluka dan saat ini sedang menjalani perawatan di HNGV,” tuturnya.

Dia menambahkan bahwa akibat konfrontasi ini, satu rumah di komunitas mengalami kerusakan akibat serangan tersebut. Sejumlah komunitas di Manumeta Rai-hun merasa tidak aman, beberapa di antaranya dievakuasi ke Markas Suku Villa Verde karena merasa terancam.

Meskipun terjadi konfrontasi, satuan gabungan PNTL dari Unit Polisi Khusus (UEP) Batalyon Orden Publik (BOP), berusaha menjaga situasi agar tetap kondusif di wilayah Manumeta Rai-hun.

Salah seorang korban, Julia da Gama Conceicão, menggambarkan dirinya sebagai korban dalam konfrontasi yang terjadi di Manumeta Rai-Hun. Rumahnya mengalami kerusakan, termasuk pintu, jendela, dan barang-barang lainnya. Dia menjelaskan bahwa masalah ini bermula sejak 13 Agustus dan berlanjut hingga terjadinya konfrontasi besar.

Julia menjelaskan bahwa orang-orang yang terlibat dalam konfrontasi tersebut bukanlah pemuda yang tinggal di Manumeta Rai-Hun, melainkan datang dari tempat lain dan memprovokasi hingga terjadinya konfrontasi.

“Mereka menyerang rumah kami untuk mencuri dan merusak. Kami merasa terancam dan tidak aman karena mereka membawa senjata seperti pisau dan parang, sehingga kami menghubungi polisi untuk campur tangan dan melakukan penangkapan terhadap tersangka dengan barang bukti yang ada,” tukasnya.

Dia mengungkapkan bahwa akibat konfrontasi ini, dia dan keluarganya dievakuasi ke Becora dan saat ini tinggal di sana karena takut akan konfrontasi tersebut. Karena itu, dia meminta PNTL untuk terus mengawasi area konfrontasi guna menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat yang merasa cemas dan takut.

Sementara itu, Kepala Aldeia Mate Moris, Verônica de Rosário Câmara da Silva, mengakui bahwa para pemuda yang terlibat dalam konfrontasi di area Manumeta Rai-Hun, Aldeia Mate Moris, bukanlah penduduk asli Aldeia Mate Moris. Mereka datang dari tempat lain dan menyebabkan masalah di wilayah tersebut. “Polisi telah menangkap para tersangka ini dan membawanya ke saya untuk proses hukum lebih lanjut,” tegasnya.

(jen)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here