DILI, STLNEWS.co – Duta Besar Malaysia untuk Timor-Leste, Amarjit Sargit Singh menemui Perdana Menteri (PM) Xanana Gusmão untuk mendiskusikan dukungan pada program desentralisasi di Timor-Leste.
Duta Besar Malaysia, Amarjit Sargit Singh mengutarakan hal itu kepada wartawan seusai bertemu dengan Xanana Gusmao di Kantor Pemerintahan Dili, Senin (07/08/2023).
Pertemuan satu jam lebih itu mendiskusikan hubungan dua negara yang sudah terjalin baik selama ini serta mengambil peluang untuk membicarakan aspek-aspek kerjasama keberlanjutan yang harus djalankan antara Malaysia dan Timor-Leste.
Dalam pertemuan tersebut, PM Xanana menekankan pentingnya desentralisasi di Timor-Leste dan meminta Pemerintah Malaysia melihat cara-cara modality dan mungkin pelatihan untuk pegawai negeri sipil untuk mendalami dua aspek utama yang ditekankan PM Xanana yaitu, aspek perancangan dan keuangan.
Menurutnya, penekanan PM Xanana untuk dua aspek harus difokuskan pada program desentralisasi merupakan awal yang baik untuk Pemerintahan Konstitusional ke-IX.
Dikatakan, Pemerintah Malaysia sejak restorasi kemerdekaan Timor Leste pada 2002 telah mendukung lebih dari 600 PNS untuk mengikuti pelatihan di Malaysia melalui MTCP (The Malaysian Technical Cooperation Program).
“Kita akan terus menyediakan program latiham ini dan sekarang kita akan fokuskan pada dua aspek itu,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, PM Xanana Gusmão ingin Kedubes Malaysia di TL terus jadi penghubung antara pemerintah dari dua negara dan bisa difokuskan pada bidang-bidang sesuai kebutuhan Timor-Leste.
Pada hari yang sama, PM Xanana juga menerima kunjungan Duta Besar Brunei Darussalam, Wan Hadfi Latif. Dalam pertemuan itu, keduanya berbicara berbagai hal, termasuk proses pengiriman tenaga kerja ke Brunei Darussalam.
Menurut Dubes Wan Hadfi Latif, sebelum mengirimkan tenaga kerja ke Brunei Darussalam, perlu dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding).
Selain membicarakan proses pengiriman tenaga kerja di Brunei Darussalam, Dubes Wan Hadfi Latif juga mengucapkan selamat kepada struktur kabinet Pemerintahan Konstitusional ke-IX yang baru dilantik pada 1 Juli 2023.
Ia menjelaskan, Brunei Darussalam dan Timor-Leste telah menjalin hubungan diplomatik sejak tahun 2002, persahabatan yang terjalin sangat baik dan saat ini sedang mencari cara untuk lebih memperkuat hubungan bilateral yang berkelanjutan.
Dia mengatakan bahwa PM Xanana adalah teman baik Brunei Darussalam. Beliau telah mengunjungi Brunei sebelumnya dan beliau memiliki hubungan yang sangat baik dengan Sultan Haji Hassanal Bolkiah.
Mengenai pengiriman tenaga kerja Timor Leste ke Brunei Darussalam ia mengatakan, bahwa ini berurusan dengan perusahaan swasta dan dibutuhkan MoU yang akan ditandatangani antara pemerintah dua negara sebelum pergerakan tenaga kerja dapat terwujud.
“Masih dalam tahap penyusunan dan negosiasi. Kita bisa melihat, dan bisa mulai memiliki pekerja Timor-Leste untuk datang ke Brunei. Yang saya pahami bahwa kebijakan SEFOPE (Sekretaris Negara urusan Pelatihan Professional dan Ketengakerjaan) selalu memiliki kesepakatan G2G (Government-to-governmen) dengan negara manapun sebelum mereka bersedia untuk mengirim tenaga kerja Timor Leste ke negara yang membutuhkan,” jelasnya.
Menurutnya, tidak ada jumlah tenaga kerja tertentu yang menjadi tuntutan bagi negara untuk menyediakan tenaga kerja. Karena, Brunei Darussalam sendiri memiliki pekerja asing dari berbagai negara seperti Malaysia, Indonesia, Filipina, India, Bangladesh, dan lainnya.
Meskipun begitu, Ia meyakini dengan kesamaan budaya Timor Leste dan Brunei Darussalam serta banyak warga negara Timor Leste yang bisa berbahasa Inggris dan Indonesia sehingga mampu bekerja di Brunei Darussalam.
(gui)