DILI, STLNEWS.co – Perdana Menteri (PM) Xanana Gusmao menegaskan bahwa Tenaga Kerja Timor Leste (TKL) yang bekerja secara ilegal di luar negeri harus pulang kembali ke tanah air agar tidak menghambat peluang bagi mereka yang ingin bekerja di luar negeri.
Penegasan Xanana Gusmao itu disampaikan kepada wartawan ketika berkunjung ke Pusat Pelatihan Tenaga Kerja (SENAI) Bekora, Dili, Sabtu (12/8/2023).
Pekerja yang berstatus ilegal di negara ini harus mengikuti antrian, karena upaya ilegal dapat menghambat peluang bagi mereka yang juga ingin mencari pekerjaan di luar negeri. “Ketika ilegal harus mengikuti antrian, dan mereka yang sekarang ingin bekerja, tidak boleh melakukan upaya ilegal,” kata Perdana Menteri (PM) Kay-Rala Xanana Gusmao kepada para jurnalis di SENAI Becora, Sabtu (12/08/2023).
Menyikapi penegasan Xanana itu, Sekretaris Negara urusan Ketenagakerjaan Timor Leste, Rogerio Mendonca, menjelaskan bahwa pekerja Timor Leste yang bekerja di Australia dan Korea bukanlah ilegal, tetapi mereka keluar dari sistem karena situasi Covid-19.
“Tidak boleh kita menyebut pekerja Timor Leste ini ilegal. Mereka bukan ilegal, karena masalah mereka timbul akibat kendala sistem pada masa pandemi Covid-19, penerbangan tidak dapat masuk ke negara kita dan juga negara-negara lain,” kata Rogerio.
Dia menjelaskan, bagi mereka yang memiliki kontrak selama 6 hingga 9 bulan, ketika kontrak tersebut berakhir dalam periode tersebut, mereka tidak secara otomatis harus mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengirim uang kepada keluarga mereka, itulah yang terjadi.
Dia menegaskan bahwa perlakuan pemerintah terhadap semua orang adalah sama, karena anak-anak pemerintah juga bekerja di luar negeri dan perlakuan ini setara.
Jenazah dua (2) TKL yang bekerja di Korea Selatan (Korsel), Florindo de Araújo Fátima dan Gracildo Soares da Silva, tiba di Dili, Minggu (13/8/2023).
Ketika kedua jenazah diturunkan dari pesawat Royal Bhutan Airlines di Bandara Internasional Presiden Nicolau Lobato, Dili, diterima oleh Sekretaris Negara urusan Ketenagakerjaan di Timor Leste (SEFOPE), Rogério Araújo Mendonça dan keluarga.
Sekretaris Negara, Rogério Araújo Mendonça, atas nama Pemerintah Konstitusional IX, menyampaikan rasa duka cita kepada keluarga dari almarhum Florindo de Araújo Fátima dan Gracildo Soares da Silva.
Ia mengatakan bahwa sebagai anggota pemerintah yang memperhatikan tenaga kerja Timor Leste di luar negeri, merasa sangat sedih atas meninggalnya dua pekerja muda Timor-Leste ini karena mereka adalah garda kedua setelah pembebasan bangsa ini.
“Upaya yang telah kami lakukan ini, kami juga merasa sangat sedih atas meninggalnya kedua pekerja muda kami. Mereka adalah garda kedua setelah pembebasan bangsa ini, pembebasan ekonomi keluarga, pembebasan ekonomi di dalam negeri,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa mereka pergi bekerja di luar negeri dengan tujuan untuk memperbaiki ekonomi keluarga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
“Hari ini mereka kembali kepada Tuhan, kami meminta keluarga untuk tetap tabah atas musiba ini dan percaya kepada Tuhan, jalannya mereka akan menuju Tuhan,” tandasnya.
Wakil keluarga, Soares Gusmão Ximenes, yang juga merupakan saudara dari almarhum Florindo de Araújo Fátima, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Konstitusional IX melalui SEFOPE dan Kedutaan Besar Timor-Leste di Korsel yang telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Korsel untuk membawa pulang jenazah kedua pekerja ini kembali ke tanah air Timor-Leste.
Bagi semua pekerja Timor-Leste di Korsel, baik para ayah maupun ibu yang berjuang di sana, mereka juga telah berusaha dengan baik hingga saat ini keluarga menerima jenazah mereka.
“Kami ingin menyampaikan pesan dari keluarga ini, kepada seluruh warga Timor-Leste di luar negeri, hindarilah mengkonsumsi alkohol berlebihan, minumlah air putih untuk bisa beristirahat karena tujuan Anda pergi bekerja adalah untuk memperbaiki kehidupan keluarga dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi di negara ini,” ungkap Soares Gusmão Ximenes.
Leandro Xena, sebagai perwakilan keluarga almarhum Gracildo Soares da Silva, juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Konstitusional IX yang dipimpin oleh Perdana Menteri Kay Rala Xanana Gusmão, kepada SEFOPE, Duta Besar Timor-Leste untuk Korsel, Grégorio de Sousa, dan semua pekerja serta masyarakat Timor-Leste yang telah memberikan upaya dan dedikasi dalam seluruh proses hingga jenazah mereka kembali ke Timor-Leste.
“Dengan ini, keluarga dari almarhum Gracildo Soares da Silva ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada negara dan pemerintah melalui SEFOPE,” kata Leandro Xena.
Almarhum Florindo de Araújo Fátima lahir di Ainaro, Nunumoge, Post Administratif Hatu Builico, Distrik Ainaro, pada 10 Januari 1992.
Florindo adalah anak dari Francisco Araújo dan Felicidade Cardoso. Ia merupakan anak keempat dari 7 bersaudara. Ia menyelesaikan pendidikan menengah di Sekolah Teknik Pertanian Same, Nularan, pada tahun 2015.
Pada tahun 2015, Almarhum Florindo mengikuti kursus bahasa Korea untuk program topik EPS. Pada tahun 2016, ia lulus ujian CVT komputer dasar dan mendapatkan kontrak pekerjaan dari sebuah perusahaan untuk bekerja di Korsel di bidang perikanan. Namun, nyawanya berakhir akibat kecelakaan lalu lintas pada tanggal 30 Juli 2023.
Almarhum Gracildo Soares da Silva lahir di Dili pada 29 Agustus 1986. Ia adalah anak dari António de Jesus da Silva dan Fernanda da Silva.
Almarhum Gracildo adalah anak ke-8 dari 9 bersaudara. Ia menyelesaikan pendidikan menengah di Sekolah 28 November pada tahun 2007. Pada tahun 2010, ia mengikuti kursus bahasa Korea untuk program topik EPS. Ia lulus ujian TVT paper dasar pada tahun 2010 dan mendapatkan kontrak pekerjaan di Korea dalam bidang perikanan. Namun, nyawanya juga berakhir akibat kecelakaan lalu lintas pada tanggal 30 Juli 2023.
(dom/joa)